Hanya disebut cinta sejati, ketika masing-masing sejoli mampu menerima dalam berbagai kondisi. Setidaknya, itu adalah pelajaran berharga yang saya dapatkan setelah membaca novel Paracetalove, novel wattpad yang telah tersedia dalam bentuk fisik yang satu ini.
Sebelum membaca novel ini, saya sudah mengantisipasi beberapa adegan berdasar libido dengan logika dan reasoning seadanya ala-ala romance adult yang sering saya temukan di Wattpad, dan kebanyakan tidak pernah saya teruskan karena mengundang emosi dan rasa gerah.
Tapi ternyata tidak. Meskipun dihiasi dengan recehan di sana sini, namun alur dan logika yang dibangun oleh penulis begitu mengalir dan tidak menciderai akal sehat. Hal tersebut lah yang membuat Paracetalove ini tetap bisa dinikmati sebagai bacaan ringan di sela-sela bacaan berat yang rasanya bisa bikin pecah kepala.
Judul | Paracetalove |
Penulis | Nisa Atfiatmico |
Penerbit | WWG Publisher |
Cetakan | – |
Genre | Romance, Comedy |
Halaman | 335 |
Harga | 79.900 |
Sinopsis
Paracetalove mengisahkan tentang kisah percintaan Alika—saya lupa nama lengkapnya—dengan seorang Ardi yang pernah menjadi idola di Fakultas Ekonomi salah satu universitas di Malang. Meskipun keduanya menjalani hidup dengan romansa yang manis, namun hubungan di antara mereka tidak kunjung mencapai kejelasan. Hingga, suatu hari Ardi menghilang secara misterius.
Alika yang jatuh dalam depresi karena tak kunjung bisa menemukan cinta pertamanya itu memutuskan untuk mempercantik dan menyibukkan diri dengan bekerja pada suatu perusahaan ternama. Saat itulah dia bertemu dengan Pak Para, sosok pria tambun, kumal dan begitu dibenci oleh Alika.
Nyatanya, Pak Para ternyata adalah Ardi yang telah bertransformasi sedemikian rupa karena kerasnya kehidupan. Alika yang belakangan menyadari Pak Para adalah Cinta Pertamanya, berusaha menampik perasaan yang tersisa dengan memperkencang usahanya untuk mendekati Arka, cucu pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.
Jalinan cinta segitiga tumbuh dan mulai memunculkan bibit-bibit konflik. Mampukah Alika benar-benar melupakan sosok Ardi, beralih ke Arka dan melanjutkan kehidupan sempurnanya? Atau masihkah ada tempat pada cinta pertama yang telah lama mati untuk tumbuh kembali? Perlahan dan pasti, alasan kelam di balik menghilangnya Ardi dari kehidupan Alika mulai terkuat. Siapakah yang akan dipilih Alika pada akhirnya?
Judul, Cover dan Desain
Saya suka dengan judulnya. Pemilihan warna, font dan grafis pada covernya juga sangat mendukung. Apa yang kurang saya suka justru ada pada kontentnya. Di mana font yang digunakan pada badan novel disusun dengan font tidak biasa dan sangat kecil, membuat mata cepat lelah. Selain itu, jarak antara paragraf juga panjang-panjang, kurang proporsional dan nyaman dilihat mata.
Dari segi desain dan ilustrasi, novel ini dilengkapi dengan ilustrasi yang sangat lucu dan menggemaskan, serta relevan dengan konten yang disajikan. Ada satu hal yang perlu saya komentari terkait kata-kata “Kamu adalah takdirku,” dan “kamu adalah karmaku.” Nyatanya, karma tidak selalu diidentikkan dengan balasan atas perbuatan yang buruk. Karena karma sendiri merupakan definisi dari balasan perilaku manusia secara general. Ada karma buruk, ada juga karma baik.
Kelebihan yang Membuat Saya Suka
Saya tidak akan berkata bahwa novel ini bagus, tapi biarpun demikian saya juga tidak bisa menampik bahwa penulis telah berhasil menghibur saya. Sebagaimana yang telah saya utarakan, humor dan gombalan receh yang disajikan oleh penulis membuat novel ini sangat renyah untuk dibaca. Bahkan, saya yang tidak sebegitu suka dengan genre romance seperti ini bisa setidaknya membaca seratus halaman per-harinya. Apalagi, ketika anda sedang membaca buku berat seperti filsafat, sejarah, atau buku-buku teologi yang rawan membuat anda tersesat, Paracetalove dapat melunakkan pikiran sekaligus menjadi kompres untuk meredakan ketegangan dalam otak anda.
Selain itu, yang saya suka dari penulis adalah pemilihan diksi yang mungkin sederhana, tapi pas dan beberapa sanggup mengocok perut. Misalnya saja ‘pikiran yang keguguran’. Meskipun saya amat membenci adegan erotis nan fulgar ala-ala remaja kebanyakan libido, namun humor saru dalam novel ini tetap bisa dinikmati dalam tataran yang wajar, tidak begitu mengganggu bahkan menjadi penunjang sebagai brainstorming dari konflik satu ke konflik lainnya.
Kekurangan yang Mungkin Bisa Dioptimalkan
Karena alurnya adalah maju-mundur, maka novel ini secara garis besar terbagi ke dalam dua setting, yaitu lingkungan kuliah dan lingkungan kerja. Sayangnya, masing-masing setting tidak dieksplore lebih dalam. Padahal, saya menangkap potensi yang besar untuk memberikan edukasi secara tidak langsung kepada pembaca tentang gambaran kehidupan kuliah dan kehidupan dalam berkarir.
Ketidak utuhan tersebut terlihat khususnya pada setting perkuliahan, yang mana dalam novel ini kehidupan Alika, Ardi, maupun Sena hanya berkutat kampus-kos saja. Padahal, kehidupan kuliah sangatlah kompleks. Ada yang namanya praktik lapangan, KKN, kegiatan organisasi, yang mana kompleksitas tersebut belum bisa saya dapatkan melalui novel ini. Saya bahkan merasa curiga, apa benar Sena adalah seorang yang aktif organisasi? Pasalnya, mahasiswa yang aktif organisasi biasanya hanya menjadikan kos-kosan sebagai tempat penitipan barang. Sementara hampir keseluruhan hidupnya, termasuk tidurnya akan dilakukan di secretariat Unit Kegiatan Mahasiswa.
Penulis cukup berhasil membuat pembaca tertawa dengan humor recehnya. Namun, ada beberapa humor yang ditebar dalam adegan dan menjadi komposisi yang kurang pas. Misalnya, saat Alika sedang patah hati sejadi-jadinya. Kehadiran humor justru membuat pembaca yang emosinya hampir terbawa sedih tidak jadi sedih, dan malah ketawa. Dan menurut saya hal ini sangat tanggung.
Saya sangat suka dengan konflik akhir yang melibatkan mental disorder salah satu tokoh dalam cinta segitiga mereka. Di satu sisi, saya juga menangkap peluang besar yang seharusnya bisa membuat novel ini tidak hanya sekedar jadi kisah roman sederhana, yaitu dengan menambahkan detail-detail tokoh yang memiliki kecenderungan posesif pada hal sederhana seperti gejala perfeksionis, mood yang mudah berubah, atau clue-clue sederhana lainnya. Sehingga, tokoh ini tidak serta-merta berubah menjadi orang yang berbeda, dari sempurna menjadi penuh dengan cacat. Dan dapat menjadi bom waktu ketika para pembaca sampai pada klimaksnya. Selain itu, penulis juga tidak benar-benar memberikan kejelasan penyelesaian tokoh antagonis yang satu ini. Padahal jika digali dan dieksplore lebih dalam lagi mungkin akan lebih menarik.
Siapa yang Harus Membaca Paracetalove?
Terkhusus untuk para remaja, dan pembaca yang menginginkan kisah cinta yang ringan dan penuh dengan recehan. Bagi pengguna Wattpad, saya juga merekomendasikan novel ini sebagai salah cerita yang aman untuk dibaca remaja, dan tidak berpotensi menciderai akal sehat.
Pada akhirnya, saya memberikan rating 3.5/5 untuk Paracetalove.