Writing

Cara & Langkah Mudah Meresensi Sebuah Buku

Resensi merupakan penilaian yang diberikan oleh pembaca pada buku yang telah sepenuhnya, atau bahkan separuhnya selesai di baca.

Written by Kreta Amura · 3 min read >
Cara Mereview Buku

Sebenarnya, resensi buku merupakan penilaian yang diberikan oleh pembaca pada sebuah buku yang telah sepenuhnya, atau bahkan separuhnya selesai di baca. Lah, kok? Memang bisa meresensi buku hanya dengan membaca separuhnya saja?

Sangat bisa, dan sah-sah saja. Terutama ketika buku yang dimaksud sangat memuakkan dan membuat iritasi jiwa dan raga. Kita tidak harus bersusah payah atau memaksakan diri untuk menyelesaikannya apabila benar-benar tidak sanggup menyelesaikannya.

Tapi bukannya ada yang bilang, don’t judge book by its cover? Bisa saja ternyata penyelesaian di akhir buku digarap dengan luar biasa. Memang, saya juga memperhatikan kemungkinan akan hal tersebut, dan oleh karenanya, peresensi harus memberikan keterangan bahwa dia baru menyelesaikan separuh atau sebagian dari keseluruhan buku.

Bagaimanapun juga, dia telah membaca sebagian, dan sah-sah saja untuk mengutarakan pendapat tentang sebagian dari keseluruhan buku yang tentu jelas jauh untuk dikata merepresentasikan keseluruhan isi buku.

Kembali ke topik utama, karena resensi merupakan jenis tulisan yang berisi penilaian yang sangat subjektif, meskipun si penulis dengan sekuat tenaga berusaha untuk objektif, maka format dan susunan dari resensi ini pun sebenarnya bergantung pada suka-suka penulis semata.

Akan tetapi, demi memberikan pembaca informasi yang dibutuhkan, ada beberapa poin penting, atau komponen informasi yang setidaknya harus ada dalam sebuah resensi buku. Apa saja komponen tersebut? Berikut cara membuat sebuah resensi buku.


Unsur-unsur dalam Sebuah Resensi

1. Identitas Buku

Ada banyak buku dengan judul yang sama. Identitas buku menjadi penting, agar para pembaca tidak keliru dalam melihat sebuah buku dan membandingkannya dengan resensi anda. Poin penting dalam identitas buku mencakup Judul, penulis atau penerjemah, penerbit, tahun terbit atau cetakan, tebal dan harga.

Di tangan penerbit atau penerjemah yang berbeda, sebuah buku memiliki nilai yang berbeda pula. Oleh karena itu, identitas buku harus disebutkan secara mendetail agar esensi dari sebuah resensi dapat tetap diterima tanpa tereduksi oleh bahasan yang bias.

2. Tampilan & Tata Letak

Hal termudah dalam menilai sebuah buku adalah dari tampilan cover dan tata letak atau layout. Meskipun pepatah mengatakan, jangan menilai buku dari sampulnya, namun kita tidak bisa menolak bahwa sampul dan desain sebuah buku sangatlah mempengaruhi sebuah penjualan.

Sampul adalah komponen pertama dari buku yang berinteraksi langsung dengan calon pembaca. Sampul yang elegan dapat menarik banyak pembaca. Setelahnya, kualitas dari isi lah yang menentukan. Apakah buku tersebut benar-benar layak terbaca, atau malah tidak pantas untuk diselesaikan.

3. Ide Tulisan, Plot & Logika Berpikir

Dimulai dengan memberikan ringkasan, sinopsis atau gambaran singkat dari apa yang anda tangkap selama membaca keseluruhan buku tersebut. Setelahnya, pembahasan dapat lebih mengerucut pada ide tulisan yang dibangun, alur cerita atau plot, serta logika berpikir.

Orisinilitas, keunikan, serta kerumitan dari ide tulisan dapat menjadi sorotan. Dari segi plot dan logika berpikir, jika itu adalah tulisan fiksi, apakah terdapat plot hole, atau premis yang kurang masuk akal di dalamnya atau tidak. Sistematika penulisan, runut tidaknya alur, nyaman tidaknya kamu membaca rentetan dari susunan kalimat dan paragraph dalam sebuah buku juga bisa menjadi poin pembahasan yang menarik.

4. Gaya Bahasa & Diksi

Gaya bahasa adalah trademark atau keunikan setiap penulis. Biasanya, gaya bahasa ini menyesuaikan dengan target pasar yang dibidik oleh sebuah buku. Buku yang membahas tentang tutorial mungkin akan menyajikan bahasa yang baku, dengan penyampaian yang lugas dan jelas. Berbeda dengan buku novel atau cerita misteri, yang kebanyakan menggiring para pembaca pada asumsi-asumsi yang salah demi mendramatisir plot twist yang akan dihadirkan pada akhir tulisan.

Diksi dengan manuver cantik dan meliuk-liuk, biasanya memang disukai oleh pembaca remaja menuju dewasa. Akan tetapi, apakah diksi tersebut cukup nyaman untuk dibaca, atau malahan membuat pembaca pusing saking banyaknya manuver diksi yang terlalu dipaksakan, merupakan poin yang juga penting dalam meresensi sebuah buku.

5. Aspek Teknis

Aspek teknis mencakup fisik dan nonfisik. Fisik, biasanya dapat dilihat dari jenis kertas yang digunakan, kualitas jilidan, hingga kualitas tinta dan profesionalitas cetakan bawaan dari penerbit. Sementara itu, aspek nonfisik meliputi banyaknya typo, ejaan yang kurang memenuhi kaidah EYD, atau terjemahan yang dirasa kurang tepat dalam menggambarkan narasi deskripsi yang sesungguhnya.

Bagaimanapun juga, aspek teknis bukanlah aspek yang begitu esensial, dan sebaiknya tidak digunakan sebagai patokan utama dalam menilai sebuah buku. Pasalnya, beberapa buku dengan aspek teknis yang minim menyampaikan isi dan gagasan yang luar biasa. Hanya saja, mungkin ia jatuh pada tangan penerbit yang salah.

6. Keunggulan dan Kelemahan Buku

Meskipun kita telah menyampaikan beberapa pokok dan gagasan resensi secara mendetail pada pembahasan sebelumnya, kita perlu mengingatkan kembali para pembaca tentang keunggulan dan kelemahan sebuah buku. Apa kelebihan yang paling menonjol, yang membuat buku tersebut menjadi unik dan layak untuk dibaca, selain dari kekurangan yang menurut anda begitu disayangkan dari sebuah buku.

Jika kesulitan untuk menilai keunggulan dan kelemahan buku secara objektif, anda bisa memulai penggambaran tersebut dari apa aspek yang paling anda suka dan tidak suka dalam sebuah buku. Bagaimanapun juga, seperti yang saya katakan, sebuah resensi merupakan ulasan yang bersifat sangat subjektif. Masing-masing orang memiliki selera bacaannya sendiri, dan mengutarakan hal tersebut adalah suatu perkara yang sah-sah saja.


Langkah Membuat Resensi Buku yang Baik

Selalu awali resensi bukumu dengan pembuka, dan akhiri dengan penutup. Poin dari pembukaan biasanya mengapa anda tertarik dan akhirnya memutuskan untuk meresensi buku yang dimaksud. Sedangkan poin penutup merupakan kesimpulan, sekaligus penilaian akhir, siapa sajakah yang anda rekomendasikan untuk membaca buku tersebut. Remaja, dewasa, akademisi, politisi atau tidak satupun dari mereka?

Agar analisis dalam resensimu berkualitas, detil dan mendalam, pastikan untuk membaca dengan cermat dan teliti. Jika bisa, tandai setiap bagian-bagian yang menurutmu perlu untuk dibahas, quotes-qoutes penting, serta bagian-bagian menarik dalam sebuah buku. Hal tersebut dapat memperkaya materi resensimu.

Ilustrasi bookstack diambil dan disunting dari pixabay.com · Gambar latar books in the library diambil dan disunting dari onedio.com

Written by Kreta Amura
Ada banyak keajaiban yang tercipta dari kesendirian seorang insan. Bayangkan, apa yang bisa dicapai umat manusia dengan suatu kebersamaan? Profile

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *