Keahlian untuk membaca karakter atau kepribadian seseorang merupakan seni yang cukup menarik minat banyak orang. Pengetahuan ini umumnya dikembangkan oleh ahli psikolog melalui serangkaian penelitian panjang.

Akan tetapi, ada cabang pengetahuan lain, yaitu astrologi yang berasumsi bahwa karakter atau kepribadian seseorang ditentukan oleh bintang dan zodiak. Asumsi dasarnya adalah, bahwasanya pergerakan bintang-bintang mempengaruhi karakter atau kepribadian manusia yang lahir. Anda boleh percaya dan boleh tidak. Tapi dalam sains, astrologi merupakan pseudosains yang bercampur baur dengan kepentingan politis dan mistik, terpisah dari ilmu astrologi—ilmu yang benar-benar, dan semata-mata mempelajari tentang pergerakan bintang secara objektif tanpa adanya kepentingan lain.

Dari sekian banyak cara—mulai dengan melakukan tes kepribadian, hingga dengan melihat bintang atau zodiak, mengetahui karakter atau kepribadian dari tampilan fisik adalah satu cara yang terdengar tidak biasa. Atau bahkan aneh. Tapi sesungguhnya, cara ini lebih akurat dari melihat karakter berdasarkan bintang atau zodiaknya.

Mengapa?

Pada dasarnya, para peramal atau ahli astronomi akan terlebih dahulu memberikan anda beberapa kalimat ajaib, yang menurut anda tepat sekali dengan kepribadian anda sebelum memberikan ramalan mereka. Padahal sebenarnya mereka hanya memberikan rangkaian deskripsi atau penjabaran karakter yang generic dan cocok untuk siapa saja. Kalimat ajaib tersebut misalnya

“Anda terlihat dingin di luar, tapi sebenarnya anda peduli dengan orang lain”.

Kalimat tersebut cukup relevan untuk digunakan pada setiap orang, karena kebanyakan dari mereka ingin terlihat sebagai orang baik. Fenomena ini disebut Barnum Effect, termasuk dalam satu dari sekian trik psikologi yang harus anda waspadai kala bertemu dengan seorang peramal, atau tukang sulap. Berbeda lagi jika anda menganalisis karakter atau kepribadian seseorang dari apa yang melekat dan tampak pada dirinya. Kita sebut itu sebagai data.

Selama ratusan tahun, para peneliti psikolog telah mengumpulkan data-data tersebut, dan menemukan fakta bahwa bentuk fisik dari seseorang memiliki korelasi dengan kepribadiannya.

Saya tidak berbicara tentang ramalan atau pun penggambaran karakter yang generic sebagaimana sering kita dapatkan pada ramalan-ramalan bintang, tetapi berdasarkan sesuatu yang lebih spesifik sepertihalnya bentuk rambut, bibir, hidung dagu, dan penampilan lain seperti sikap dan Bahasa tubuh.

Saya tidak akan panjang lebar menjelaskannya di sini, karena bahkan buku ini terlalu ringkas untuk menggambarkan karakter dan kepribadian manusia yang begitu beragam.

Bagaimana metode ini bekerja?

Sejujurnya, tidak ada yang tahu pasti mengapa klasifikasi sifat-sifat tertentu bekerja pada sebagian bentuk wajah, alis, atau rambut yang sama. Entah karakter mempengaruhi/membentuk pola wajah kita, atau bentuk wajah dan penampilan yang mempengaruhi karakter. Tapi kecenderungan-kecenderungan itu ada dan nyata, serta teramati dari setiap generasi.

Apakah Cara ini 100% Berhasil?

Dalam sains, tidak ada pengetahuan yang pasti. Selalu ada tingkat fatalitas dari hasil-hasil penelitian, bahkan hukum alam yang sudah ditemukan dan dipercayai selama ratusan tahun. Misalkan saja, pengetahuan bahwa bumi merupakan pusat tata surya. Akan tetapi, anda bisa mengandalkan cara ini untuk mengenali lawan bicara, khususnya ketika anda hanya memiliki kesempatan yang terbatas untuk bertatap muka dengannya.

Intinya Harus Selalu Berhati-hati

Maka dari itu, saya menyarankan anda untuk selalu berhati-hati. Meskipun anda telah menyimpulkan karakter atau kepribadian dasar dari seseorang berdasarkan tampilan fisiknya, namun bukan berarti anda otomatis bisa mengetahui seluruh isi kepalanya atau apa yang sedang dirasakannya. Hati manusia seperti lautan yang dalam dan penuh misteri. Lagi pula, kita tidak tahu apa yang seseorang telah alami semasa hidupnya.

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan

Menebak karakter memang menyenangkan. Lebih menyenangkan lagi jika tebakan kita benar. Akan tetapi mengutarakan bahwa anda mengetahui pasti karakter lawan bicara anda, terlebih lagi mengetahui apa yang dipikirkannya, atau apa yang akan dilakukannya merupakan sebuah Tindakan yang kurang bijak, atau malah kurang ajar. Tidak sopan.

Jika tebakan anda benar, lawan bicara anda mungkin akan malu, atau justru takut terhadap anda. Pada kesempatan lainnya, dia akan menghindari anda, atau cenderung menutup diri. Jika tebakan anda salah, lawan bicara anda akan sangat kecewa dan menganggap anda sok tahu. Dan anda dengan segera akan mendapatkan banyak musuh.

Sehingga baik anda benar maupun anda salah dalam menebak, anda akan dijauhi oleh setiap orang karena sikap yang kurang menyenangkan.

Seni menebak karakter atau kepribadian seseorang merupakan satu bagian kecil dari seni berkomunikasi dengan orang lain. Dengan mengetahui perkiraan karakter dan kepribadian lawan, kita bisa membuat mereka nyaman berbincang dengan kita, sehingga upaya untuk membangun relasi atau melakukan persuasi bisa berjalan lebih mulus.

Maka mengumbar tebakan anda kepada orang lain justru merupakan tindakan yang kontradiktif terhadap tujuan pembacaan karakter atau kepribadian. Kecuali, lawan bicara anda sendiri yang meminta anda untuk menebak karakternya.

Pada akhirnya, cara paling akurat untuk mengetahui karakter atau kepribadian seseorang adalah dengan melakukan serangkaian tes psikologi, atau tinggal bersama dalam waktu yang lama.